Kamis, 07 Juni 2012

Malam pun menangis

Tetes embun malam yang tak bertepi
Hembusan angin bak semerbak syurgawi
Kicauan kegelapan menutupi jiwa
Sang bulan tak mampu menetap kehauasan kalbu
Ketika detik datang membawa cahaya
Perlahan kegelapan memudarkan senyumnya
Kepingan kesedihan hendak berlalu
Berganti dengan wanginya cahaya yang terpancar
Malam menangis…….
Air mata yang talah kama dirindukan
Menutupi luka yang hampir mengering
 Menyisahkan serpihan yang akan tertutup masa
Yang akan kekal dikeabadian
Bersama malam yang akan terus menangis
Dengan sinar yang kini redup
Dan pergi…………….
Bersama detik yang takkan pernah kembali





    Angin berhembus perlahan sambil mengantar mentari ke pembaringannya.perlahan sang surya itu terlelap diganti oleh sinar rembulan yang menyejukan hati.malam pun semakin larut ketika aliffah memasuki tempat peristrahatannya,sebuah kamar dengan ukuran sangat meyedihkan baginya.ya,,betapa sempitnya ruangan yang menjadi apartemen buatnya,apalagi untuk ukuran seperti dirinya yang lagi beranjak dewasa.
      ‘’hu…kapan aku bias terlepas dari ruangan ini,begitu sempit dan pengap’’gerutunya dalam hati..entah setan apa yang merasukinya,sampai dia berfikiran seperti itu.’’astagafirlullah,,apa yang aku katakan tadi,’’aliffah menyesali kata-katanya.’’daripada aku makin ngaco,lebih aku tidur,bertemu pangeran mimpiku yang akan membawaku di istana termegah,hehehe..
   
        **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar